Relaksasi pikiran di Pahawang jangan harap diikuti dengan relaksasi kulit, karena ternyata matahari di Lampung itu luar biasa menggigitnya! Saya tiba di Pulau Pahawang tepat jam 12 siang, bisa kalian bayangkan kira-kira seperti apa panasnya. Sedihnya saya tidak bisa berlama-lama menikmati pulau ini saking teriknya matahari dan kulit perih akibat terbakar panasnya matahari. Tidak sampai 15 menit pula, kepala saya sudah pening. Mungkin saya salah waktu.
Tapi selain panasnya matahari, pulau ini benar-benar seperti surga pasir putih yang sangat indah. Apa yang kalian liat di foto, begitulah rupa pulau ini jika dilihat dengan mata telanjang. Indah. Bersih. Putih. Pulau Pahawang ada 2, yaitu Pahawang Besar dan Pahawang Kecil. Ada perkampungan di Pahawang besar tapi sayangnya saya tidak menginjakkan kaki di Pahawang Besar. Ya, yang daritadi saya bahas adalah Pahawang Kecil.
Di Pahawang Kecil, ada pasir yang menjorok mengarah ke Pahawang Besar sehingga terlihat seperti jalan pasir yang menghubungkan kedua pulau. Walaupun ternyata, jalan pasir ini tidak benar-benar sampai di Pahawang Besar. Agak udik juga saya melihat jalan pasir ini, unik rasanya melihat air laut ada di sisi kiri dan kanan kita, sementara kita berdiri di pasir. Nah, di Pahawang Kecil ini juga ada vila peristirahatan yang dimiliki oleh orang asing. Sayangnya kita tidak boleh mendekat ke sana.
Note:
- Semua foto di artikel ini diambil oleh saya sendiri, tanpa menggunakan filter dan kamera profesional
- Untuk contact person dan itinerary perjalanan dapat dilihat di post tentang itinerary
Related articles:
- Itinerary Lampung Selatan (Pahawang)
- Pasir Timbul
- Tanjung Putus, Maitem, Kelagian Besar -- under construction
No comments:
Post a Comment